Sabtu, 10 Desember 2011

Vaksinasi HPV Cegah Primer Kanker Serviks

IMUNISASI pada orang dewasa tidak kalah pentingnya dengan imunisasi pada anak. Tidak banyak yang mengetahui bahwa sebenarnya imunisasi dewasa 100 kali lebih efektif melindungi dari kematian dibandingkan pengaruh imunisasi pada anakanak.

Sebuah berita gembira bagi para wanita, yaitu ditemukannya vaksin HPV sebagai imunisasi pencegahan primer dari kanker serviks dan penyakit HPV (human papilloma virus)lainnya seperti kutil kelamin.Lebih menggembirakan lagi adalah bahwa PAPDI (Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia) secara resmi telah memasukkan vaksin HPV ke dalam Rekomendasi Imunisasi Dewasa.


HPV: Virus Umum Penyebab Kanker Serviks dan Penyakit HPV Lainnya


HPV adalah virus yang paling sering ditemukan di seluruh dunia dan merupakan penyebab utama kanker serviks (leher rahim) pada wanita. Dari sekitar 120 tipe virus HPV ini, ada kira-kira 40 tipe yang menginfeksi daerah genitalia(kelamin).

Disebut papilloma virus karena juga dapat menimbulkan papiloma atau kutil (wart), yang sebetulnya merupakan jenis tumor jinak, umumnya disebabkan oleh HPV tipe 6 dan 11.Virus ini dapat menimbulkan kutil di tangan, kaki, tenggorokan, dan juga genital. HPV memegang peranan penting dalam hal terjadinya kanker serviks.Namun demikian, tidak semua tipe HPV menyebabkan kanker serviks.

Saat ini diketahui ada lebih dari 13 tipe HPV yang erat kaitannya dengan kanker serviks,antara lain tipe 16,18, 31,33, 36,39, 45,51, 52, 56, 58, 59, dan 68. Tipe 16 dan 18 khususnya ditemukan pada kurang lebih 70% kasus kanker serviks. Sebagian besar infeksi HPV tidak menimbulkan gejala apa pun, bahkan orang tersebut tidak tahu kalau dirinya terkena infeksi.

Infeksi seperti ini dapat hilang sendiri tanpa diobati setelah beberapa lama.Itu karena pada dasarnya setiap orang punya sistem kekebalan yang dapat membunuh HPV. Namun, infeksi HPV juga dapat tetap berlangsung dan menetap pada seseorang selama bertahun- tahun tanpa terdeteksi.

Tidak ada cara yang mudah untuk mengetahui apakah seseorang terinfeksi HPV. Orang yang tidak menunjukkan tanda atau gejala infeksi HPV tetap dapat menularkan infeksinya. Sekitar 75% orang yang aktif secara seksual antara usia 15–49 tahun di Amerika Serikat (AS) mengalami sedikitnya satu jenis infeksi HPV.

Kanker serviks cenderung muncul pada wanita usia 35– 55 tahun (pada usia produktif). Namun, dapat pula muncul pada perempuan berusia lebih muda. HPV dapat menyebabkan pertumbuhan sel tidak normal yang disebut displasia dan dapat berkembang menjadi kanker serviks.

Displasia pada daerah serviks disebut neoplasia intraepitelial serviks (cervical intraepithelial neoplasia/CIN). Epitel merupakan lapisan sel yang meliputi organ atau menutupi permukaan tubuh yang terbuka. Neoplasia berarti perkembangan baru sel yang tidak normal.Displasia dapat dideteksi dengan papsmear.

Tes ini sangat penting untuk mendeteksi kanker serviks atau perubahan pra-kanker. Beberapa faktor yang dapat mempermudah terinfeksi virus HPV,yaitu kontak seksual (bukan hanya melalui hubungan intim),wanita yang melahirkan banyak anak, sering menderita infeksi di daerah rahim dan wanita perokok mempunyai risiko dua kali lebih besar terkena kanker serviks dibandingkan dengan wanita yang tidak merokok.Virus ini dapat menular melalui hubungan langsung dengan daerah kulit yang terinfeksi. Penularan dapat juga terjadi dari ibu kepada bayinya.

Vaksinasi HPV

Saat ini sudah ada vaksin terhadap HPV tipe 6, 11, 16, dan 18 (kuadrivalen) yang dapat mencegah lesi pra-kanker, kanker serviks sekaligus kutil kelamin. Vaksin ini terdiri atas partikel yang menyerupai virus (VLPs/Virus Like Particle). Partikel ini dibentuk dengan mengambil cangkang virusnya saja dan diperbanyak melalui ragi.

Vaksin yang disuntikkan ke dalam tubuh akan merangsang pembentukan antibodi (zat anti), virus yang masuk ke tubuh akan ditangkap antibodi (anti- HPV) sehingga virus tidak bisa masuk ke dalam permukaan serviks.

Vaksin ini telah terbukti efektif mencegah terjadinya infeksi penyakit dan mengandung ajuvan, yaitu suatu zat yang ditambahkan ke dalam vaksin untuk meningkatkan respons imun. Efek samping yang ditimbul vaksin juga sangat minimal, umumnya rasa nyeri atau bengkak ringan di bagian penyuntikan.

Siapa Perlu Vaksin?

Vaksin HPV ini terbukti paling efektif diberikan pada orang yang belum pernah terpapar HPV.Vaksin ini terutama dianjurkan diberikan untuk wanita usia muda (remaja). Meskipun studi yang ada juga menunjukkan bahwa vaksin HPV aman dan masih efektif bagi wanita yang sudah terkena infeksi HPV.

Vaksin ini bertujuan untuk pencegahan bukan untuk mengobati infeksi atau kelainan yang sudah terjadi. Vaksin HPV diberikan dalam 3 dosis selama jangka 6 bulan (0–2–6 bulan).Vaksin ini diberikan di lengan atas secara intramuskular dosis 0,5 ml.Vaksin disimpan pada temperatur 2–8°C, jangan disimpan di dalam freezer.

Sebab, karena suhu yang terlalu dingin akan merusak vaksin. Bila semua wanita dapat divaksinasi, maka ada potensi jumlah kematian akibat kanker serviks di seluruh dunia dapat turun sebanyak dua pertiganya. Vaksinasi juga dapat mengurangi biaya pengobatan, biopsi, dan tindakan medis jika seseorang terkena kanker serviks, termasuk juga mengurangi beban emosional./sindo

dr Iris Rengganis, SpPD, KAI
Divisi Alergi Imunologi Klinik,
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar