Senin, 09 Januari 2012

AIR SUSU IBU


Menyusui harus dilakukan sesegera mungkin setelah kelahiran, yang tergantung dari kemampuan bayi untuk mentoleransi dari nutrisi enteral. Hal ini tidak hanya untuk menjaga kehidupan transisi extrauterine akan tetapi menjaga keterikatan maternal-bayi. Kebanyakan bayi dapat mulai untuk menyusui pada 4-6 jam pertama kelahiran.

Menyusui yang baik membutuhkan praktek penjelasan akan kebutuhan nutrisi dan macam-macam nafsu makan dan perilaku akan kebutuhan makanan. Seperti contohnya bayi membutuhkan waktu selama 1-4 jam atau lebih untuk mengosongkan lambung nya, walaupun waktu untuk makan dapat beragam.
Pada akhir minggu pertama, kebanyakkan bayi yang sehat ingin menyusui sekitar 6-9 kali per 24 jam. Beberapa bayi akan merasa cukup menyusui selama 4 jam, tetapi mungkin juga akan lebih sering sebanyak 2-3 jam. Kebanyakkan bayi akan menyusui sebanyak 80-90 mL per menyusui pada akhir minggu pertama. Bayi akan bangun tengah malam untuk menyusui pada umur 3- 6 minggu. Sekitar umur 4-8 bulan kebanyakkan bayi akan mulai kehilangan keinginan untuk menyusui, kemudian pada umur 9-12 bulan bayi akan terpuaskan dengan 3 kali makan per hari di sertai cemilan. Hal ini dapat muncul dengan pola yang bermacam-macam pada tiap bayi.
ASI vs. Susu Formula
Salah satu keputusan ibu yang ideal harus diputuskan sebelum bayi lahir, apakah bayi akan diberikan ASI atau Susu Formula. Susu manusia memiliki kemampuan adaptasi yang unik terhadap kebutuhan bayi, karena ASI memang susu yang cocok untuk bayi manusia. kemudian menyusui memiliki keuntungan fisik dan kejiwaan. Maka dari itu ibu harus memiliki keinginan untuk menyusui bayi nya.
Keuntungan dari Menyusui
ASI merupakan makanan alami untuk bayi  aterm selama bulan pertama kelahiran. ASI juga disediakkan dengan suhu yang cocok dan tidak membutuhkan persiapan waktu. ASI merupakan makanan bayi yang segar dan bebas dari kontaminasi bakteri, maka dari itu mengurangi kemungkinnan terkena gangguan pencernaan. dapat sedikit terlihat perbedaan dari segi morbiditas antara susu formula dan ASI dimana bayi mendapatkan perawatan yang baik, efek protektif dari ASI melawan dari bakteri enteric dan pathogen lainnya menjadikan berkurangnya angka morbiditas.
ASI mengandung bakteri dan viral antibody, terdapat konsentrasi tinggi IgA yang dapat mencegah mikroorganisme untuk menempel pada mukosa pencernaan. ASI juga diketahui memiliki substansi untuk mencegah perkembangan dari virus pada umumnya. Antibody pada ASI diketahui juga memberikan imunitas pada pencernaan untuk melawan organisme yang memasuki tubuh melalui jalur ini. Hal ini dapat menurunkan insidensi dari diare, otitis media, pneumonia, bakteremia, dan meningitis selama 1 tahun pertama kehidupan dibandingkan dengan pemberian dari susu formula.
Makrofag pada ASI mensintesis komplemen, lysozyme, dan lactoferin. ASI yang mengandung lactoferrin berperan sebagai iron-binding whey protein yang secara normal nya terlarut dengan satu per tiga dari besi dan memiliki kemampuan sebagai penghambat perumbuhan dari Escherichia coli pada saluran pencernaan. Rendahnya pH dari feces hasil dari pemberian ASI memberikan kesempatan berkembang unutk flora normal dari pencernaan dibandingkan dengan susu formula (bifidobacteria dan lactobacilli; sedikit E. coli), yang menjaga dari infeksi yang disebabkan oleh E. coli. ASI juga mengandung dari bile salt-stimulated lipase yang dapat membunuh Giardia lamblia dan Entamoeba histolytica. Respon dari transfer tuberculin oleh ASI diperkirakan memberikan transfer yang pasif dari imunitas sel T.
Kandungan nutrisi ASI tergantung dari suplai nutrisi ibu yang cukup dan seimbang terkecuali fluoride, dan setelah beberapa bulan yaitu vitamin D. apabila suplai air tidak cukup mengandung fluorid (<0,3 ppm), maka ASI harus mendapat sekurang-kurangnya 10 µg fluoride per hari. Kemudian apabila kurangnya pemasukan maternal akan vitamin D dan bayi kurang terpapar dari sinar matahari, maka ibu harus mendapatkan 10 µg per 24 jam. Kemudian apabila terdapat defisiensi dari zat besi, maka ibu diberikan suplemen dari iron-fortified complementary foods.
ASI memiliki kandungan vitamin K yang cukup rendah, dimana berfungsi untuk mencegah dari hemorrhagic disease dari bayi yang baru lahir. Pemberian parenteral dari 1 mg vitamin K1 pada sewaktu lahir merupkan rekomendasi untuk semua bayi.
Cytomegalovirus (CMV), human T-cell lumphotropic virus type 1, rubella virus, hepatitis B virus, dan herpes simplex virus juga terdapat pada ASI, terutama pada CMV yang sangat mengganggu. Sekitar dua per tiga seronegative dari ASI menyebabkan bayi terinfeksi oleh CMV. Pada bayi aterm muncul tanpa sebuah gejala atau sekuel, dan kemungkinan terinfeksi meningkat pada bayi premature.
Tekhnik Pemberian ASI
Pemberian ASI terkadang terasa sulit karena tidak dikenalkan nya teknik yang benar dalam menyusui oleh dokter. Hal ini sangatlah penting untuk melihat bagaimana teknik menyusui yang dilakukan oleh sang ibu, terutama pada ibu yang belum pernah menyusui sebelumnya.
Pada saat menyusui bayi haruslah lapar, haus, dengan suhu yang tidak terlalu dingin atau hangat. Bayi harus di gendong dengan senyaman mungkin, dengan posisi semi-sitting untuk mencegah muntah dan sendawa. Ibu juga harus merasa senyaman mungkin dan mudah. Bangku yang cukup rendah dengan siku tangan (armrest), sandaran kaki untuk menaikkan lutut pada saat menyusui. Bayi harus disokong senyaman mungkin dengan wajah menghadap dekat  dengan payudara ibu dengan satu tangan dimana tangan yang satu nya lagi menyokong payudara, untuk memudahkan kases dari puting ibu ke mulut bayi tanpa adanya obstruksi dari nasal breathing. Bibir bayi juga harus menempel pada bagian areola dan puting.
1.      Aspek Gizi
Manfaat Kolostrum
·         Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama IgA untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare dan alergi.
·         Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari hisapan bayi pada hari-hari pertama kelahiran. Walaupun sedikit namun cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. Oleh karena itu kolostrum harus diberikan pada bayi.
·         Kolostrum mengandung protein,vitamin A yang tinggi dan mengandung karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran.
·         Membantu mengeluarkan mekonium yaitu kotoran bayi yang pertama berwarna hitam kehijauan.
-          Kaya akan Antibodi          : untuk melindungi dari infeksi dan allergy
-          Banyak Sel darah putih     : proteksi terhadap infeksi
-          Purgative                           : membersihkan meconium untuk mencegah
terjadinya jaundice
-          Growth factor                    : membantu     intestine     untuk     mature,
mencegah alergi, dan intolerance
-          Kaya akan Vit. A              : mengurangi   infeksi,   mencegah   penyakit mata
Komposisi ASI
·         ASI mudah dicerna, karena selain mengandung zat gizi yang sesuai, juga mengandung enzim-enzim untuk mencernakan zat-zat gizi yang terdapat dalam ASI tersebut.
·         ASI mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi/anak.
·         Selain mengandung protein yang tinggi, ASI memiliki perbandingan antara Whei dan Casein yang sesuai untuk bayi. Rasio Whei dengan Casein merupakan salah satu keunggulan ASI dibandingkan dengan susu sapi. ASI mengandung whey lebih banyak yaitu 65:35. Komposisi ini menyebabkan protein ASI lebih mudah diserap. Sedangkan pada susu sapi mempunyai perbandingan Whey :Casein adalah 20 : 80, sehingga tidak mudah diserap.
Komposisi Taurin, DHA dan AA pada ASI
·         Taurin adalah sejenis asam amino kedua yang terbanyak dalam ASI yang berfungsi sebagai neuro-transmitter dan berperan penting untuk proses maturasi sel otak. Percobaan pada binatang menunjukkan bahwa defisiensi taurin akan berakibat terjadinya gangguan pada retina mata.
·         Decosahexanoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA) adalah asam lemak tak jenuh rantai panjang (polyunsaturated fatty acids) yang diperlukan untuk pembentukan sel-sel otak yang optimal. Jumlah DHA dan AA  dalam ASI sangat mencukupi untuk menjamin pertumbuhan dan kecerdasan anak. Disamping itu DHA dan AA dalam tubuh dapat dibentuk/disintesa dari substansi pembentuknya (precursor) yaitu masing-masing dari Omega 3 (asam linolenat) dan Omega 6 (asam linoleat).
2.      Aspek Imunologik
·         ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas kontaminasi.
·         Immunoglobulin A (Ig.A) dalam kolostrum atau ASI kadarnya cukup tinggi. Sekretori Ig.A tidak diserap tetapi dapat melumpuhkan bakteri patogen E. coli dan berbagai virus pada saluran pencernaan.
·         Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat kekebalan yang mengikat  zat besi di saluran pencernaan.
·         Lysosim, enzym yang melindungi bayi terhadap bakteri (E. coli dan salmonella) dan virus. Jumlah lysosim dalam ASI 300 kali lebih banyak daripada susu sapi.
·         Sel darah putih pada ASI pada 2 minggu pertama lebih dari 4000 sel per mil. Terdiri dari 3 macam yaitu: Brochus-Asociated Lympocyte Tissue (BALT) antibodi pernafasan, Gut Asociated Lympocyte Tissue (GALT) antibodi  saluran pernafasan, dan Mammary Asociated Lympocyte Tissue (MALT) antibodi jaringan payudara ibu.
·         Faktor bifidus, sejenis karbohidrat yang mengandung nitrogen, menunjang pertumbuhan bakteri lactobacillus bifidus. Bakteri ini menjaga keasaman flora usus bayi dan berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang merugikan.
3.      Aspek Psikologik
·         Rasa percaya diri ibu untuk menyusui : bahwa ibu mampu menyusui dengan produksi ASI yang mencukupi untuk bayi. Menyusui dipengaruhi oleh emosi ibu dan kasih saying terhadap bayi akan meningkatkan produksi hormon terutama oksitosin yang pada akhirnya akan meningkatkan produksi ASI.
·         Interaksi Ibu dan Bayi: Pertumbuhan dan perkembangan psikologik bayi tergantung pada kesatuan ibu-bayi tersebut.
·         Pengaruh kontak langsung ibu-bayi : ikatan kasih sayang ibu-bayi terjadi karena berbagai rangsangan seperti sentuhan kulit (skin to skin contact). Bayi akan merasa aman dan puas karena bayi merasakan kehangatan tubuh ibu dan mendengar denyut jantung ibu yang sudah dikenal sejak bayi masih dalam rahim.
4.      Aspek Kecerdasan
·         Interaksi ibu-bayi dan kandungan nilai gizi ASI sangat dibutuhkan untuk perkembangan system syaraf otak yang dapat meningkatkan kecerdasan bayi.
·         Penelitian menunjukkan bahwa IQ pada bayi yang diberi ASI memiliki IQ point 4.3 point lebih tinggi pada usia 18 bulan, 4-6 point lebih tinggi pada usia 3 tahun, dan 8.3 point lebih tinggi pada usia 8.5 tahun, dibandingkan dengan bayi yang tidak diberi ASI.
5.      Aspek Neurologis
Dengan menghisap payudara, koordinasi syaraf menelan, menghisap dan bernafas yang terjadi pada bayi baru lahir dapat lebih sempurna.
6.      Aspek Ekonomis
Dengan menyusui secara eksklusif, ibu tidak perlu mengeluarkan biaya untuk makanan bayi sampai bayi berumur 4 bulan. Dengan demikian akan menghemat pengeluaran rumah tangga untuk membeli susu formula dan peralatannya.
7.      Aspek Penundaan Kehamilan
Dengan menyusui secara eksklusif dapat menunda haid dan kehamilan, sehingga dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah yang secara umum dikenal sebagai Metode Amenorea Laktasi (MAL).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar